"Hai !"
-
Ketika eksistensi 'otak' sudah sebatas angka puluhan. Tercetak aneh diatas lembar murahan. Menjadi indikator strata sosial dan hierarki kehidupan.
Ketika interaksi juga sudah tak lagi memiliki arti, terkotak diatas kepentingan jiwa hipokrit, melahirkan hubungan dingin yang tak kunjung berakhir.
Ceria ? mungkin hanya utopia belaka.
Namun, setidaknya secuil raga utopis masih bisa membuatku berkata-kata.
Entah, apa diriku berada dalam lingkup yang tepat, tapi setidaknya, masih ada satu hal yang menahanku untuk mengalihkan mata ke lain tempat. Hal yang usang dan bodoh, yang tak lagi memiliki makna dan tak juga berdampak.
Tapi itulah, yang masih mampu menggetarkan ragaku. Memberikan ketenangan sesaat diatas kompleksnya kehidupanku.
Yaitu, ketika kau datang dengan tulus dan muka berseri, mengucap satu kata mainstream mengawali hari.
'hai'
-
__________________________________________________
documented March, 2017