Haddad
2 min readOct 24, 2019

Engkau Dimana ?

....

sore itu, matanya memerah. meringkuk dipojok ruang isolasi gelap dengan jeruji berkarat. cahaya tipis sisa dari senja melingkup mencoba masuk dari langit-langit yang retak, membuat wajah nya yang kotor memiliki dua sisi yang berkelainan.

hanya paduan gelap-terang yang terlihat, namun nampaknya seperti itulah yang ingin dikatakan oleh sang gelombang.

"representasi kehidupannya"

-

Asap dari lintingan tembakau yang ia bawa kini berdesakan memenuhi ruangan yang pengap itu.

-

'hidupku tak seindah ini dulu'

Seringai sinis keluar dari otot mulutnya yang mulai melemah, memperkuat kalimatnya yang sarkastik. Tak ada yang lebih indah baginya selain ketenangan diatas kegelapan, bermainkan fantasi sesukanya, tanpa ada yang membatasi. dalam keheningan.

'dimana Tuhan. mungkinkah dia memberikanku ketenangan ini. atau, Dia yang justru campur tangan dalam ketegangan ku '

Ia menghela napas panjang, mengeluarkannya lewat mulut sebelum akhirnya tersengal. jantungnya yang berdegup kencang terasa bergema dalam ruangan.

'Tuhan bersemayam pada semua makhluk-Nya? okelah Tuhan, jika memang begitu, bersemayam lah. jadilah Tuhanku yang menenangkan jiwa. menjelma lah dalam kepulan asap yang aku bawa'

entahlah apa yang ia harapkan, mungkin lintingan tembakau itu adalah bentuk kasat dari Tuhannya. atau, mungkin Tuhan itu adalah bentuk imajiner dari lintingan tembakau yang kini tersisa setengahnya.

Namun, jika seluruh materi merupakan manifestasi dari Tuhan, setidaknya yang ia katakan itu benar, bukan ?
..

hmm entahlah.

..

'ah, sudahlah, aku muak dengan semua ini, perhelatan duniawi tak seindah apa yang akan kurasakan nanti'

ia melemah, napasnya yang tadi memburu, perlahan hampir tak terdengar kembali.

"terima kasih Tuhan. memberiku kesempatan untuk ingkar. jika ini jalur pertemuanku, pertemukan aku dengan-Mu dalam keadaan terbakar dan berlutut dengan naas"

ucapannya yang bergema membawa ruangan perlahan menuju keheningan, seperti halnya pendengaran yang ada dalam dirinya. pun, cahaya senja juga mulai memudar menuju kegelapan, seperti halnya penglihatan yang dimilikinya.

..........................

Tidak ada yang tau apa yang ia pikirkan, namun setidaknya kita tetap percaya bahwa 'Tuhan Maha Kuasa' dan 'Meliputi Segalanya'.

dan bahwa yang kita lakukan, semua ada di dalam kendali-Nya.
tanpa terkecuali.

termasuk anak yang malang itu ?

ah sudahlah, jangan pernah berfantasi terlalu jauh. lupakan anak itu.
---------

documented at Surabaya.

dec. 2017

Haddad
Haddad

Written by Haddad

Computer Science Graduate from Univertas Indonesia. Exploring Backend Automation, AI/ML Engineering, and Sofware Infrastructure. Github: @haddad9

No responses yet